Menjadi
Pemberita
Yeremia
1 : 4 – 10
a. Ayat
4 – 5. Saudara-saudari yang dikasihi Kristus; adalah menarik untuk mengenal
bagaimana cara Allah untuk memilih dan menetapkan orang-orang pilihanNya. Dari
kata-kata kerja yang dipakai dalam ayat
ini yaitu etsarekha= Aku membentuk engkau (ay.4). Kata yang sam juga digunakan
dalam cerita penciptaan manusia dalam Kej.2:7. Dengan kata ini dinyatakan
kekuasaan Allah. Lebih jauh dlam konteks pemanggilan Yeremia, bahwa pemanggilan
itu sendiri telah terjadi bahkan sebelum Allah membentuk Yeremia dalam rahim
ibunya. Disebutkan bahwa :
1.
Allah telah mengenal
(yedattikha : Aku telah mengenal ); Yeremia, bahkan sebelum dibentuk dalam
rahim ibunya. Pengenalan Allah tidaklah dangkal sebatas pengenalan intelektual
tetapi pengenalan menyeluruh dan utuh (Allah adalah omniscience; Mahatahu),
bnd.Mzm.139:1-4.
2.
Pemilihan itu dipertegas lagi dengan tindakan “menguduskan” (hiqdasthikha: Aku telah
menguduskan). Kata “Kudus” sangat dekat sekali penggunaannya dengan Allah.
Secara mendasar diakui bahwa “Kekudusan” adalah milik Allah. Karena itu sesuatu
yang dikuduskan itu berarti dipisahkan dan dikhususkan menjadi milik kepunyaan
Allah. Dalam nas ini berarti Allah menjadikan Yeremia milik kepunyaanNya.
3.
Kemudian disebutkan juga : “Aku telah menetapkan” (dr. Kata netatthika: dr
kt. Dasar natan: memberi). Namun kata ini dapat juga diartikan dengan “menempatkan”
atau “menetapkan diatas”, “pada” atau “didalam” suatu pekerjaan tertentu.
Dengan melihat sekilas keempat pekerjaan yang masih dikerjakan dan telah
dikerjakan oleh Tuhan atas Yeremia dalah jelas bahwa Allah memilih, mempersiapkan
dan menetapkan Yeremia menjadi nabi jauh sebelum dibentuk dalam kandungan.
b. Ayat
6. Yeremia berdalih. Menjadi hamba Tuhan
dengan tugas memberitakan penghukuman Allah atas bangsa sendiri bukan hal yang
mudah. Apalagi hukuman yang akan datang itu menggunakan bangsa musuh yang akan
menyerang dan menjajah mereka (13-16). Sungguh ini merupakan hal yang amat
sulit. Salah seorang nabi agung Yehuda, Yeremia, juga merasakan sulitnya
menerima tugas tersebut. Apalagi ia masih muda dan belum berpengalaman (6). Yeremia
mengajukan penolakan dengan dalih yaitu ketidak-mampuan. Wujud
ketidak-mampuannya disini adalah : tidak pandai berbicara oleh karena masih
muda. Dalam perhitungan para penafsir,
pada saat pemanggilannya, Yeremia bermur kira-kira 17 tahun. Entah Yeremia suda
mulai punya kesadaran tentang beratnya tugas yang akan dia jalani pada saat
pemanggilannya atau hanya karena merasa muda, tetapi memang kemudian ternyata
juga bahwa dia banyak mengalami tantangan dan kekerasan, sampai-sampai Yeremia
berkeluh-kesah, akibat tekanan jabatannya (Yer.20:7-18).
c. Ayat
7-10 : Tuhan menyertai utusanNya. Akhirnya Tuhan menepis ketidak mampuan
Yeremia dan alasan ketidak-mampuannya. Dan perlu juga kita ketahui Allah tidak
memandang umur, atau usia yang sering menjadi pertimbangan dan ukuran manusia.
Disinilah letak perbedaan pikiran manusia dan Allah. Peran kuncinya hanyalah
pada Tuhan semata. Apa jaminan bagi Yeremia
? Tuhan Allah berkata : “Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau”.
Sehingga dengan jaminan ini Yeremia memiliki ketetapan hati dan kepastian dalam
pelayanannya. Dengan arti apapun yang dilakukan Yeremia, baik perkataannya adalah perkataan dari Tuhan bukan dari dirinya
sendiri. Kemudian diserta tugas dari Tuhan bagi Yeremia untuk: mencabut,
merobohkan, membinasakan dna meruntuhkan. Disamping itu ia juga harus
memulihkan bukan hanya menghukun; yaitu membangun dan menanam.
d.
Aplikasi:
i.
Allah memilih dan mengutus kita; pemilihan dan
pengutusan Allah bukan atas kehendak dan kemaun diri sendiri manusia namun
adalah Otoritas Allah. Pemilihan dan pengutusan itu terjadi pada setiap orang
sesuai dengan kehendak Allah, karena Allah yang memampukan dan meliihat diri
kita dari sejak dini dari berbagai latar belakang, dan talenta serta karunia
dari Allah yang berbeda-beda (ada seorang medis, penegak hukum, pengajar,dsb). Terlebih
bila kita dipilih dalam tugas pelayanan di jemaat (gereja). Tidak boleh seorang
pelayan mengajukan dirinya atas kehendak dirinya dalam pelayanan. Biarlah pelayanan
setiap pelayan gereja : Pendeta, guru jemaat, bibelvrouw, diakones, sintua,
evangelis, dewan dan Seksi-seksi melaksanakan pelayananya untuk kemuliaan nama
Tuhan.
ii.
Allah memperlengkapi dan memampukan. Bagaimana
firman Tuhan harus disampaikan dengan sungguh-sungguh adalah menjadi missi
utama dari setiap pemberitaan firman. Orang yang dipanggil bekerja dalam
missiNya diperlengkapi dan dimampukan oleh-Nya demi keberlangsungan dan
keberhasilan missi itu. Prinsip ini sangatlah mendasar dan harusnya menjadi
kesadaran bagi setiap pelayan. Nas ini hendak memberitahukan kepada kita; bahwa
Yeremia mewakli setiap manusia yang dipanggil Tuhan dalam MissiNya AKAN SERTA-MERTA
mempunyai karunia-karunia khusus yang luar biasa. Sebaliknya nas ini
menunjukkan pada ketidak-mampuan manusia dari dirinya-sendiri disetiap langkah
hidupnya. Bahkan terlebih dalam pemberitaan Firman Tuhan ; yang mewakili sikap
pemberitaan kebenaran dalam hidup. Adakalanya kebenaran itu ditolak orang lain,
demikian halnya terlebnih Firman Tuhan menghadapi penolakan, dihina dan
dibenci. Maka yang Tuhan janjikan adalah “Penyertaan dan Kelepasan”, yaitu
penyertaan dalam menghadapi segala bentuk perjalanan pemberitaan firman itu.
(bnd. Zak.4:6). Pemberita Firman Allah menjadi penting hanya oleh karena Firman
itu sendiri. Dalam pemahaman yang sama Rasul Paulus menggambarkan dirinya hanya
sebagai bejana tanah liat, namun kedalamnya ditempatkan harta yang berharga
yaitu Injil Keselamatan (2 Kor.4:6-10; 12:9b-10). Otoritas Allah yang mengutus kita juga mempunyai dua
makna. Yang pertama bahwa berdasarkan otoritas-Nya, Allah tidak akan tinggal
diam saat utusan-Nya berada dalam pergumulan dan tantangan pelayanan
kepada-Nya. Yang kedua, otoritas
Allah juga mengingatkan setiap pelayan-Nya untuk setia, memberitakan kasih dan
kemuliaan Allah dan bukan ketenaran pribadi sang pemberita. Karena itu
janganlah takut, Allah yang memanggil kita pasti akan melengkapi
hamba-hambanya. Seperti Tuhan yang telah menaruh Firman kedalam mulut Yeremia,
sehingga mampu menyampaikan Firman Tuhan.
Terlebih pada minggu ini kita memasuki Minggu Sexagesima = 60 hari sebelum kebangkitan. Pada minggu-minggu ini kita diarahkan untuk merenungkan penderitaan Kristus menuju ke salib. dan semua umat percaya diarahkan untuk memandang salib Kristus pertanda penebusanNya bagi dosa manusia. Dengan demikian kita harus selalu berdoa bukan supaya tugas kita dijadikan ringan atau dihilangkan dengan penghalang, tetapi supaya dimampukan dan diperlengkapi untuk dapat melaksanakan tugas panggilan Tuhan itu. Sebab jika mau menerima tugas panggilan itu maka dalam hidup kita akan senantiasa dipenuhi dengan pengalaman akan Tuhan, yaitu Tuhan yang berfirman kepada kita dan kita dimampukan untuk melayani Tuhan dengan memberitakan Firman Tuhan kepada orang lain. Tuhan memberkati kita. Amin.
Terlebih pada minggu ini kita memasuki Minggu Sexagesima = 60 hari sebelum kebangkitan. Pada minggu-minggu ini kita diarahkan untuk merenungkan penderitaan Kristus menuju ke salib. dan semua umat percaya diarahkan untuk memandang salib Kristus pertanda penebusanNya bagi dosa manusia. Dengan demikian kita harus selalu berdoa bukan supaya tugas kita dijadikan ringan atau dihilangkan dengan penghalang, tetapi supaya dimampukan dan diperlengkapi untuk dapat melaksanakan tugas panggilan Tuhan itu. Sebab jika mau menerima tugas panggilan itu maka dalam hidup kita akan senantiasa dipenuhi dengan pengalaman akan Tuhan, yaitu Tuhan yang berfirman kepada kita dan kita dimampukan untuk melayani Tuhan dengan memberitakan Firman Tuhan kepada orang lain. Tuhan memberkati kita. Amin.