JESUS DO SILLAM HASANGAPON NI DEBATA
(Yesus Cahaya
Kemuliaan Allah)
Heber
1: 1 – 4
1.
Saudara/I
yang terkasih dalam nama Jesus Kristus, SELAMAT
HARI NATAL bagi kita semua! Surat Ibrani ini ditulis oleh 'seseorang'
berdasarkan ilham dari Roh Ku-dus. Alamatnya adalah orang Kristen Yahudi yang
berada di wilayah kerajaan Romawi. Saat itu, orang-orang Kristen Yahudi
memiliki banyak pertanyaan mengenai kepercayaan dan kehidupan. Di satu pihak,
masih kuatnya pengaruh Taurat Perjanjian Lama dan agama Yahudi. Di lain pihak,
sebagai orang Yahudi yang telah menjadi Kristen, mereka ingin menunjukkan
identitasnya dengan tetap setia kepada Yesus Kristus. Sebagai orang Kristen generasi kedua, mereka
perlu memahami dengan baik 'keunggulan Kristus' jika dibandingkan dengan
'Taurat', 'Korban', 'Pemimpin', 'Imam Besar' dan hal-hal lainnya yang mereka
kenal dalam agama Yahudi. Penulis surat Ibrani ingin menegaskan bahwa Tuhan
Yesus adalah Anak Allah. Ia adalah puncak dari penyataan diri Allah. Ia adalah
Pencipta alam semesta. Ia adalah hakekat Allah yang kuasaNya (FirmanNya)
menopang segala sesuatu. c. Jika suatu saat mereka mengalami penderitaan atau
penganiayaan karena imannya, agar mereka juga mengingat bahwa umat percaya
dalam
Perjanjian Lama pun pernah menderita karena iman. Untuk dapat bertahan dalam
penderitaan, agar mereka terutama mengingat penderitaan Kristus sebagai suatu
teladan yang indah.
2.
Saudara/I
yang terkasih, Ada banyak pertanyaan yang menjadi pergumulan bagi jemaat.
Misalnya: Adakah titik temu antara wahyu Allah kepada nenek moyang dengan wahyu
Allah kepada Gereja melalui Kristus? Atau, dalam hubungan manusia dengan Allah:
'Siapakah sebenarnya menjadi pengantara, malaikat atau Yesus Kristus?"
Atau: 'Siapakah malaikat memiliki kuasa dan karena itu patut disembah?'
'Siapakah yang lebih penting (utama), malaikat atau Kristus?'Dan banyak lagi
pertanyaan lainnya. Nampaknya, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sedemikianlah,
surat Ibrani ini ditulis. Penjelasan/Keterangan: (Catatan: Bibel berbahasa
Batak membuat pembagian pasal 1 ini dengan membagi ayat 1-3 dan ayat 4-14;
sedangkan Alkitab membuat pembagian ayat 1-4 dan ayat 5-14.
3.
Pada
ayat sebelumnya (ayat 1-2), penulis surat Ibrani telah menyebutkan empat hal
penting, yaitu: Pertama, Allah adalah sumber wahyu. Wahyu itu telah disampaikan
melalui para nabi. Kedua, objek wahyu Allah ialah para nenek moyang. Ketiga,
wahyu itu telah disampaikan Allah berulangkali dengan pelbagai cara. Keempat,
pada akhirnya Allah menyatakan Diri melalui Yesus Kristus.
4.
Ayat
3-4 menegaskan, Wahyu Allah melalui Yesus Kristus adalah sempurna. Walaupun
Allah telah menyatakan wahyuNya sejak zaman nenek moyang dan melalui para nabi,
namun itu masih sebahagian. Puncaknya adalah ketika Allah hadir dalam Diri
Yesus Kristus (Yoh 12:49-50; Yoh 14:9-10). Kristus adalah wahyu Allah yang
paling puncak dan paling sempurna. Tentang kesempurnaan Kristus sebagai puncak
penyataan wahyu Allah, dapat dilihat, sebagai berikut:
a)
Kristus
adalah Anak Allah Bapa;
b)
Allah
telah menjadikan Dia sebagai pewaris segala yang ada;
c)
Oleh
Dia, Allah telah menjadikan alam semesta;
d)
Ia
adalah cahaya kemuliaan Allah;
e)
Ia
adalah gambar wujud Allah;
f)
Ia
menopang segala yang ada dengan FirmanNya yang penuh kuasa;.
g)
Ia
menyucikan manusia dengan darahNya;
h)
Ia
duduk di sebelah kanan Yang Maha Tinggi (artinya sebagai penguasa);
i)
la
mewarisi Nama yang jauh lebih indah dari pada malaikat-malaikat.
5.
Dalam
surat Ibrani ini, khususnya pasal 1, dituliskan tentang keunggulan Kristus,
yaitu:
Ø Posisi, kedudukan
dan wahyu Kristus lebih unggul daripada nenek moyang (1:1-3).
Ø Wahyu Kristus
lebih unggul daripada para nabi (1:1-3).
Ø Posisi, kedudukan,
otoritas dan kemuliaanNya lebih unggul daripada malaikat (1:4-14).
Keunggulan tersebut dimiliki Kristus,
karena Dia adalah:
ü Anak Allah, Ia
adalah yang ditentukan mewarisi segala yang ada, dan Ia adalah Pencipta dunia
(Ibr 1:2).
ü Kristus adalah
cahaya kemuliaan Allah, Wujud gambar Allah, Yang menopang segala yang ada,
Penebus dosa yang dengan darahNya menyucikan dosa manusia, dan yang menggenapi
amanat dan yang duduk di atas takhta kekuasaan kemuliaan yang Maha Tinggi (Ibr.
1:3). Oleh karena itu layaklah jika seluruh bangsa yang mengenal Dia, percaya
kepadaNya, menerima Wahyu dan penebusanNya. menyembah Dia, menjunjung dia
sebagai Raja segala raja, Tuhan segala Tuhan, memuji kasih anugerah dan
kuasaNya, menyerahkan yang terbaik kepadaNya, dan melayani Dia sampai Dia
datang kembali.
6.
Perbandingan
antara keilahian Kristus dengan malaikat:
a)
Keilahian
Kristus lebih unggul daripada malaikat.
ü Perbandingan Nama:
Kristus sejak awal sudah ditetapkan untuk mewarisi segala yang ada, Dia adalah
Anak Allah. Malaikat hanya memperoleh nama sebagai hamba, tidak layak mewarisi
yang ada (Ibr 1:4-5).
ü Perbandingan
Penyembahan: Kristus adalah penguasa segala yang ada, maka menerima penyembahan
malaikat dan segala yang ada. Malaikat adalah hamba yang tidak menerima
penyembahan (Ibr 1:6-7).
b)
Perbandingan
Kekuasaan takhta: Kristus adalah Allah, takhta kekuasaanNya kekal sampai
selamanya. Di dalam kekekalan Dia diurapi menjadi raja, kerajaanNya adil, benar
dan kudus. Malaikat hanya hamba dalam kerajaanNya, tanpa takhta, tanpa
kekuasaan apa pun (Ibr 1:8-9).
c)
Perbandingan
antara Pencipta dan yang diciptakan: Kristus adalah Pencipta, Penopang segala
yang ada. Penyandar dan tidak berubah selamanya. Malaikat adalah yang
diciptakan, dapat berubah, waktunya terbatas (Ibr 1:10-12).
d)
Perbandingan
antara menang dan gagal: Kristus adalah yang menang, menang atas pencobaan,
menang atas ancaman maut, menang atas segala penderitaan dan menang atas
peperangan dengan setan. Malaikat adakalanya kalah terhadap setan (bnd. Yud 9)
karena malaikat hanya hamba atau pelayan (Ibr 1:13-14).
7.
Allah
telah meninggikan Yesus Kristus, Anak Manusia itu, di atas segala makhluk dan
mendudukkan Dia di atas takhtaNya, sebagai yang setara dengan Allah Bapa dan
mengaruniakan segala kuasa dan pemerintahan kepadaNya. Sebelum Yesus naik ke
sorga, Ia berkata: 'Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di
bumi' (Mat 28:18). Yesus adalah Allah yang ditinggikan. Dalam kemanusiaan-Nya
pun Dia lebih unggul daripada malaikat. Dialah Anak itu. Dengan perantaraan
Dialah, Allah, pada zaman akhir ini, berbicara kepada kita, manusia. Malaikat-malaikat
adalah pelayan Allah dan Kristus untuk kebaikan orang-orang yang mewarisi
keselamatan. Bila diperlukan, malaikat diutus untuk menolong dan melindungi
kita yang percaya kepada Yesus Kristus.
8.
Panurat
Heber on marusaha laho pasidinghon bahaya ajaran taringot tu surusuruan na boi
begeon mansai uli alai adong do bahayana. Poda i patubuhon perantara ni jolma
dohot Debata asing Tuhan Jesus. Hape di bagasan haporseaon ni halak Kristen,
holan Jesus do na mamboan jolma tu Debata marhite na rade Ibana gabe pelean
laho padomuhon jolma tu Debata. Jadi hatutubu ni Jesus i, i ma patuduhon na
Ibana do mamboan hita laho mangadop tu Debata. Marhite Jesus nunga dibuka dalan
jala nunga dipasiding angka ambatambat asa boi pajumpang langsung dohot Debata.
JESUS DO SILLAM HASANGAPON NI DEBATA (Yesus Cahaya Kemuliaan Allah) NATAL.
Hatutubu ni Jesus i mangalusi sungkunsungkun songon dia do kiat pajumpang dohot
Debata. NATAL. Hatutubu ni Jesus na gabe hagogok ni sangkap na uli ni Debata
patuduhon holongNa, ai dibagasan Jesus do hasintongan na rimpas dipatuduhon
Debata. NATAL Hatutubu ni Jesus padungohon haporseaonta holan Ibana do na
mambuka dalan boi hita pajumpang langsung dohot Debata. Tapatuduhon ma HOLONG
ni Debata marhite na rade hita manghaholongi donganta jolma. Amen.