Jumat, 01 April 2011

Renungan Hari Kamis, 10 Pebruari 2011


Memberitakan Kemahsyuran Tuhan
Yesaya 43 : 21
Umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku
Mengapa Tuhan mau menyelamatkan Israel, padahal mereka umat yang suka memberontak? Saat dulu mereka ditebus dari perbudakan di Mesir, dibawa melewati padang gurun menuju Tanah Perjanjian, mereka diberi banyak keringanan dan bahkan kelimpahan (ayat 22-24a). Namun balasan mereka justru mengecewakan. Mereka membebani Tuhan dengan dosa-dosa mereka (ayat 24b). Perikop ini mengungkapkan alasan-alasan mengapa Tuhan menyelamatkan umat-Nya. Tiga gelar Allah yang menggambarkan relasi Israel dengan Tuhan dipaparkan di sini. Bagi Israel, Dia adalah Penebus, Tuhan, dan Raja mereka (ayat 14-15). Ketiga gelar ini berhubungan dengan kepemilikan dan kedaulatan Tuhan atas Israel. Ketiga gelar ini sudah terbukti nyata pada masa lampau (ayat 16-17). Di satu sisi, ada yang sama dan tidak berubah dari Allah, yaitu kesetiaan dan kebaikan-Nya. Namun Allah tidak terpaku kepada perbuatan-perbuatan masa lampau. Dia adalah Allah yang dinamis, yang bergerak ke depan untuk menyatakan dan menggenapkan rencana-Nya atas umat-Nya. Itu sebabnya Israel tidak perlu menengok ke belakang lagi (ayat 18), tetapi memandang kepada masa depan yang Allah sudah persiapkan buat mereka. Dulu, Ia mengeringkan laut untuk menyelamatkan umat-Nya dan menenggelamkan musuh di laut yang sama. Kini Dia menjadikan padang gurun sebagai jalan raya untuk umat-Nya. Bahkan menjadi jalan yang permai dan asri (ayat 19-20).
Tuhan tidak berubah dalam kesetiaan dan kebaikan-Nya. Dia juga tetap Allah yang maha kuasa dan berdaulat. Namun justru kedaulatan dan kemahakuasaan-Nya dinyatakan lewat cara-cara-Nya yang unik dan tidak terbandingkan. Apapun masalah hidup kita atau gereja kita atau yang menyangkut masa depan kekristenan, Dia tetaplah Allah yang sama, yang berkarya secara kontekstual dari zaman ke zaman. Marilah kita mengantisipasi tindakan Tuhan menyatakan kedaulatan dan penyelamatan-Nya.
Walaupun hidup kita diperhadapkan pada situasi yang tidak menyenangkan, tantangan, persoalan datang silih bergati, Tuhan mampu membuat sistem untuk menghidupi orang benar sehingga orang benar bisa bertumbuh dan menghasilkan buah. Alkitab tidak pernah menjanjikan orang benar tidak akan mengalami tantangan, tetapi Allah berjanji “Pada waktu orang benar dicobai Ia akan memberikan jalan ke luar” (1 Korintus 10:13). Dimana Anda berada sekarang ini? Apakah terasa seperti dipadang gurun? Apakah Anda merasa Allah kejam? Tantangan terasa bagaikan angin badai, bila anda sudah menjadi orang benar karena YESUS dan tinggal di dalam kebenaran itu, percayalah semuanya itu akan mendatangkan kebaikan pada waktunya.
Hidup sebagai orang pilihan Tuhan adalah menyatakan Hukum Kasih Allah yang dinyatakan dalam diri Yesus Kristus, Mesias, Hamba Tuhan itu. Kita dipilih bukan untuk menghukum orang lain, tetapi untuk menghadir-kan Kasih Allah bagi semua manusia dan mahkluk. Kita diselamatkan bukan untuk menjadi angkuh, sombong dan memuliakan diri, namun menjadikan kita hamba yang dapat melayani, agar semua manusia dapat diselamatkan dari kegelapan.

Renungan Hari Rabu, 9 Pebruari 2011


Doa Yang Benar
Yakobus 5 : 16b
Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
 Untuk berdoa tidak membutuhkan dana yang besar, untuk berdoa tidak membutuhkan kepintaran, untuk berdoa seorang yang paling kecilpun dapat melakukanya. Namun doa dari seorang yang paling kecil sekalipun asal didoakan sangat besar kuasanya, hal itu sangat memberi perubahan bagi yang didoakan. Sebab dengan doa dapat menyelamatkan mereka yang terjepit, dalam bahaya ataupun yang sudah dalam keadaan kritis.
Banyak orang berdoa dengan konsep meminta sesuatu kepada Tuhan dan mengharapkan Tuhan memberikannya. Tidak heran, banyak orang yang memegang konsep ini, sadar ataupun tidak, akan marah jika tidak dikabulkan, akan kecewa dan patah arang ketika Tuhan belum memberikan apa yang dimintanya. Tuhan atau Bapa itu sudah mengetahui bahkan sebelum kita meminta. Hal ini berarti doa bukan sekadar suatu permohonan kepada Tuhan, karena tanpa memohonpun Tuhan tahu dan Tuhan akan memberikan yang kita perlukan. Doa adalah sebuah relasi Bapa dan anak. Di dalam doa, anak datang kepada Bapanya yang maha tahu, maha baik, maha kasih, maha pemberi, sehingga harusnya yang menjadi permohonan sang anak bukanlah keinginanku, kehendakku, maksudku, agendaku, tetapi lebih mengharapkan kehendak Bapa, kerajaan Bapa, maksud Bapa, karena ia percaya bahwa apa yang dikehendaki Bapa adalah baik dan hal itulah yang ia maui (“jadilah kehendak-Mu”).
Jangan putus asa, bila doa kita belum terjawab oleh Tuhan. Tetaplah berdoa dengan motivasi yang benar dan tulus jujur di hadapan-Nya, karena doa orang benar itu didengar TUHAN dan doa orang yang jujur dikenan TUHAN (Ams. 15:29 dan 15:8). Kita percaya bahwa Tuhan mempunyai cara dan waktu yang berbeda dalam menjawab doa-doa kita. Tidak semua jawaban doa kita itu dipenuhi Tuhan secepat yang kita harapkan, seperti contoh doa George Muller untuk pertobatan 2 temannya, dibutuhkan 60 tahun lebih.
TUHAN akan menjawab semua doa-doa kita, jika kita hidup dalam kebenaran. Tapi jawaban Tuhan itu tidak pernah tergesa-gesa, kita harus sabar dan belajar menunggu jawaban Tuhan. Nah, yang Tuhan inginkan pada kita, agar sabar menunggu dan biar waktu menunggu jawaban Tuhan itu tidak melemahkan iman kita (Rom. 8:26-27). Ingat: penundaan dari Tuhan bukan berarti Tuhan menolak kita, teruslah berdoa!

Renungan Hari Selasa, 8 Pebruari 2011


Tuhan Telah  Mengalahkan Dunia
Yohanes 16 : 33b
Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
Firman Tuhan selalu menekankan bahwa Tuhan tidak berubah. Sebagaimana Tuhan bertindak pada masa lampau untuk meyelamatkan umatNya dari kesesakan mereka, maka Tuhan tetap sanggup menyelamatkan umatNya dari pergumulan, kesakitan dan serangan dari musuh-musuhnya.
Apabila Tuhan menyatakan bahwa “Aku telah mengalahkan dunia” maka yang ditekankanNya ialah bahwa Dia mengalahkan kuasa maut dan kuasa si iblis. Sehingga apa pun yang terjadi di dunia ini tidak akan menggagalkan rencana dan kehendak Tuhan. Tidak ada apa pun yang dapat menggagalkan rencana dan kehendak Tuhan untuk diri kita. Bahkan setiap kita berharga di mata Tuhan. Rambut kepala kita pun telah terhitung (Matius 10:30). Jika kita menyimak dengan lebih teliti ayat di atas tersebut, TUHAN YESUS telah mengalahkan dunia (dengan segala masalahnya), bukan meniadakan masalah. TUHAN YESUS menyajikan realitas kehidupan di dalam dunia ini: Kristen atau bukan, di dalam dunia ini tetap menghadapi masalah. Tetapi TUHAN YESUS sudah mengalahkan masalah itu.
Masalah yang diijinkan TUHAN itu melatih kita berperang. Dan sebagai Instruktur, TUHAN tahu kekuatan kita. TUHAN juga amat sangat tahu kekuatan musuh yang kekuatannya seperti macan sekarat dan ompong. Jadi tidak mungkin TUHAN mengijinkan kita, anak-anak-NYA sendiri untuk dibantai musuh. Semahir-mahirnya orang Kristen belajar Firman secara teori, dia tetap perlu praktek atau memiliki pengalaman dalam memecahkan masalah. Dengan memiliki “jam terbang” mengalahkan problem, dia akan punya kepercayaan diri saat menghadapi masalah di lain waktu. Lulus ujian dalam masalah akan membawa kita naik kelas kehidupan.
Roma 5:3-5, Yakobus 1:2-8 dan 1 Petrus 1:6-9 juga mengajarkan kepada kita bahwa ada kalanya Tuhan menguji iman kita melalui kesesakan supaya kita leibih mantap secara rohani dan supaya kita semakin berserah kepada Tuhan. Pada saat kita sedang menghadapi kesesakan kita tidak sendirian karena kita dikuatkan oleh Roh Kudus. Dialah Konselor Agung yang dijanjikan oleh Tuhan

Renungan Hari Senin, 7 Pebruari 2011


Kemurahan Tuhan
Mazmur 90 : 17
Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.
          Saudara pembaca yang dikasihi Yesus Kristus, pastinya kita sudah banyak menerima kemurahan Tuhan didalam pengalaman hidup kita. Oleh karena kemurahan Tuhan yang menjadikan kita selamat dari berbagai kesulitan yang kita alami, bahkan kita mampu menghadapinya. Tentang kemurahan Tuhan mari kita sejenak memperhatikan illustrasi berikut.
Ada seorang pria meninggal dunia dan pergi ke Surga. Di depan pintu gerbang, Petrus menemuinya. Katanya, "Begini... Supaya bisa masuk ke dalam Surga, kamu perlu mendapatkan nilai 100. Kamu sebutkan semua kebaikanmu selama di dunia dan aku akan memberi nilai atas setiap kebaikanmu. Begitu kamu mencapai nilai 100, silakan masuk."
"Baik," kata pria itu, "Saya menikahi seorang wanita yang sangat aku cintai. Saya tidak pernah selingkuh, bahkan memikirkan soal itu saja tidak pernah."
"Luar biasa!" puji Petrus, "Nilainya tiga poin." "Tiga poin!?" seru pria itu, "Saya juga setiap Minggunya pergi ke gereja dan juga terlibat dalam pelayanan. Hampir tidak pernah absen!" "Bagus!" puji Petrus lagi, "Satu poin untukmu!"
"Satu!?" seru pria itu, tidak percaya, "Kalau ini? Saya mengabdikan hidup saya untuk bekerja sebagai seorang juru masak di medan perang untuk para tentara dan korban perang."
"Dua poin untukmu!" seru Petrus sambil tersenyum. "Dua poin?!" seru pria itu kecewa. "Sedikit sekali nilainya! Kalau begini caranya, saya hanya akan bisa masuk Surga kalau Allah bermurah hati padaku untuk mengijinkanku masuk!!" "Persis! Sekarang, silakan masuk!" kata Petrus.
Dalam hidup ini ada hal-hal yang dapat kita kontrol dan ada yang tidak. Hal-hal yang dapat kita kendalikan harus kita lakukan dengan sebaik-baiknya. Sedangkan hal yang tidak dapat kita kontrol, itulah bagian yang harus kita serahkan kepada Tuhan. Bila tidak, rasa lelah dan frustasi pasti akan menghinggapi hati dan pikiran kita. Saudaraku, hari ini mari kita belajar melakukan apa yang menjadi bagian kita yaitu, bekerja dengan sepenuh hati dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Selanjutnya biar Tuhan yang tentukan hasilnya. Dalam penyerahan yang total ada sukacita dan ketenangan. Bagaimana menurut Anda?

Renungan Hari Minggu IV Setelah Epiphanias, 6 Pebruari 2011


Menghidupkan Iman Percaya
Matius 8 : 5 – 13
Kita membaca dalam nas ini, walau ia seorang perwira Romawi, namun ia telah mendengar tentang Yesus yang banyak berbuat mukjizat penyembuhan untuk banyak orang. Perwira itu sangat yakin bahwa Yesus mampu menyembuhkan hambanya.
Yesus sangat kagum akan iman perwira itu. Dan Yesus pun mengabulkan permintaan perwira itu. Sebab bagi Yesus keselamatan untuk tidak peruntukkan bagi semata orang Israel, tetapi seluruh umat manusia. Ketika Yesus tidak jauh dari kediamannya, ia menyuruh para sahabatnya untuk mencegah Yesus untuk datang ke rumahnya, karena ia merasa tidak pantas. Katakan sepatah kata saja, maka ia akan sembuh.
Iman perwira itu luar biasa, karena itu Yesus mengatakan kepada kita semua demikian:”Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekali pun di antara orang Israel” Dan ungkapan perwira itu sampai saat ini masih kita dengar dan kita pakai sebelum menerima Komuni Kudus: “Ya, Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang kepada saya, maka katakan sepatah kata saja, maka saya akan sembuh”. Ini adalah ungkapan iman perwira yang menjadi ungkapan kita untuk mengimani Yesus untuk mengatakan sepatah kata saja, maka saya (kita) akan sembuh. Menurut Yesus, iman sebesar ini belum pernah dijumpai, kecuali di luar Israel, dalam hal ini melalui perwira Romawi.
Ada 3 faktor penting yang dimiliki perwira itu sehingga Yesus memperhatikan dan menjawab permohonannya: 1. Ia memiliki kasih dan tanggung jawab terhadap hambanya yang sakit itu. 2. Ia memiliki kerendahan hati. Terbuki ketika Yesus hendak datang ke rumahnya untuk menyembuhkan hambahnya dia berkata, "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku," (Matius 8:8a). Tuhan sangat mengasihi orang yang rendah hati, tetapi membenci orang yang congkak. 3. Ia memiliki iman yang besar. Perwira itu mengatakan bahwa Tuhan Yesus tidak perlu datang ke rumahnya, tetap cukup sepatah kata saja yang diucapkan Tuhan akan sanggup menyembuhkan hambanya.
Belajar dari iman perwira Kapernaum hari ini, milikilah iman yang sungguh-sungguh, dan percayalah sepenuhnya pada Tuhan. Jangan menggantungkan diri kepada sosok manusia yang terbatas tapi berpeganglah pada Tuhan yang punya kuasa diatas segalanya.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...